Jumat, 14 April 2017

Hunting di Koln Jerman 14 April 2017

Koln Jerman  - 14 April 2017 


Pukul 20.00 Wib Penerbangan Jakarta Istambul ditempuh selama 10 jam 37 menit dengan Turkish Airlines  dan disambung dengan Istambul Dusseldorf  pukul 05.50  Udara yang dingin menyambut kami yang terbiasa dengan alam yang tropis.  Belum sempat berbenah diri cuci muka maupun sikat gigi, kami langsung menuju Tempat sucinya umat Kristiani di Chaterdral  Dome  yang megah.

Alkisah :
Kölner Dom atau yang lebih dikenal dengan sebutan Cologne Cathedral dapat terlihat dari setiap penjuru kota Köln. Katedral satu-satunya yang berdiri gagah mencakar langit kota saat kota Köln rata akibat pemboman Perang Dunia II. Tidak hanya menjadi magnet para turis, UNESCO pun mengukuhkan Kölner Dom sebagai salah satu warisan dunia.
Mahakarya gotik ini berdiri tepat di jantung kota Köln dan termasuk bangunan tertinggi ke dua di Köln setelah menara telekomunikasi dan merupakan katedral tertinggi ketiga di dunia. Butuh 6 abad untuk menyelesaikan bangunan gigantik ini, mulai dibangun pada tahun 1248 dan selesai pada tahun 1880. Pembangunan katedral Katolik ini awalnya bertujuan sebagai tempat peristirahatan relik Dreikönigsschrein atau Shrine of Three Holy King. Sarkofagus berbalut emas tersebut berisikan tulang belulang Magi (Three Holy King), yang dalam tradisi umat Kristiani dikenal adanya tiga orang asing yang mendatangi Yesus setelah kelahirannya. Mereka menghadiahi Yesus emas, kemenyan, dan pohon ara, kemudian ketiga orang tersebut lebih dikenal dengan sebutan Magi.
Kölner Dom tidak hanya menyimpan pesona dalam nilai historisnya, tapi fisik bangunannya pun memesona jutaan mata turis. Layaknya ciri khas bangunan gotik, katedral ini pun berbentuk tinggi mengerucut dengan puncak yang runcing. Tinggi menara mencapai 157 meter, dari platform menara pengunjung dapat menikmati pemandangan kota Köln beserta sungai Rheinnya. Namun untuk menikmati pemandangan cantik tersebut, pengunjung harus menaiki sebanyak 509 anak tangga. Di dalam Katedral terdapat Treasury Chamber yang meliputi tempat Dreikönigsschrein, Gero Cross yaitu salib tertua yang dibuat dari kayu oak pada tahun 976, dan Milan Madonna. Milan Madonna berupa pahatan kayu dari abad ke – 13.

Setiap perjalanan memiliki cerita tersendiri yang khas, terlepas dari lokasi atau tempat di mana kita traveling. Bahkan tidak sedikit dalam sebuah perjalanan justru kisah kejadian atau petualangannyalah yang lebih menarik untuk diceritakan.


sedikit berpose meskipun tanpa pengarah gaya


Perjalanan yang sangat menyenangkan setelah melewati beberapa jam antara Jakarta transit Istambul dan akhirnya sampai juga meskipun tubuh sangat letih, gak pakai mandi dan ganti pakaian kami langsung menuju tempat wisata. tanpa membuang waktu dan benar benar memanfaatkan setiap detik yang berjalan.

seperti inilah wajah wajah yang penuh keceriaan meskipun dibalur oleh aroma yang belum mandi hihihi


sekedar menginformasikan di Koln Jerman juga ada masakan asia seperti masakan Thailand, dan rasanya gak kalah dengan Tomyam yang asli dari negaranya sendiri, dasar orang timur khususnya Indonesia meskipun kami sudah berada di negara Eropha tetap saja yang dicari adalah Nasi.

Tomyam ala Eropha-Jerman








Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"PAHLAWAN ENERGY"

    kesibukan rutinitas yang sangat padat, memastikan bahwa penyaluran gas yang terdistribusi dengan baik, dan memastikan tidak ada compl...